Sabtu, 05 Juni 2010

kebijakan publik pada sektor informal di perkotaan

Kebijakan Publik pada Sektor Informal di Perkotaan

Kebijakan publik (public policy) didefinisikan oleh para ahli dengan berbagai pengertian. Dye (1766 : 3) mendefinisikan kebijakan publik adalah segala sesuatu atau apapun yang dipilih oleh pemerintah untuk dilakukan atau tidak dilakukan. Sependapat dengan Dye, David Easton dalam Yustika (2000: 216), mendefinisikan public policy tidak hanya berupa apa yang dilakukan oleh pemerintah akan tetapi juga apa yang tidak dikerjakan oleh pemerintah, karena keduanya sama-sama membutuhkan alasan-alasan yang harus dipertanggungjawabkan.

Tujuan pembuatan kebijakan tidak terlepas dari isi kebijakan itu sendiri. Pada dasarnya isi kebijakan publik dibedakan menjadi empat, yaitu regulatif, redistributif, distributif, dan konstituen ( Surbakti, 1999 : 192-193). Menurut Hoogerwerf dalam Mustofa (2003:7), tujuan kebijakan pemerintah terdiri atas empat hal, yang meliputi: (1) memelihara ketertiban umum, (2) memajukan perkembangan masyarakat dalam berbagai haal, (3) memperpadukan berbagai aktifitas, dan (4) menunjuk dan membagi berbagai benda material dan nonmaterial.

Namun, tidak jarang kekuasaan mencampuri penetapan kebijakan publik. Banyak produk kebijakan yang dibuat, di satu sisi sangat merugikan komunitas publik, tetapi di sisi satunya sangat memihak dan menguntungkan “para penguasa”. Salah satunya kebijakan publik di sektor informal. Kalau dicermati lebih jauh, banyak sekali ditemukan berbagai kelemahan kebijakan publik di sektor informal.

Sebagai contoh, dalam menciptakan lapangan pekerjaan dan pengentasan kemiskinan di perkotaan, beberapa ahli dan pengamat ekonomi pembangunan lebih cenderung menekankan kepada kegiatan ekonomi sektor modern, seperti perluasan investasi dan industrialisasi di perkotaan dibandingkan dengan mengembangkan kegiatan ekonomi sektor informal. Hal ini karena sektor modern tidak hanya sanggup menghasilkan GNP dalam skala besar serta dalam waktu yang relatif singkat, tetapi juga dapat menciptakan lapangan kerja. Serta pandangan yang cenderung “kontra” pada sektor informal di perkotaan adalah mereka yang beranggapan bahwa sektor informal di perkotaan hanya akan menimbulkan permasalahan-permasalahan seperti kemacetan lalu lintas, menjamurnya kampung kumuh di perkotaan, urbanisasi, dan lain-lain). Berdasarkan studi yang telah dilakukan (Hidayat, 1988), sektor informal memang berperan besar dalam sistem kegiatan ekonomi, namun kontribusi sektor informal sektor informal terhadap GNP dan pertumbuhan ekonomi masih relatif kecil. Pengembangan sektor modern (industrialisasi) memang benar dapat memberikan kontribusi yang signifikan terhadap GNP, namun tidak secara mudah dapat mengentaskan kemiskinan di perkotaan, malahan akibat tidak meratanya perkembangan sektor modern dapat meningkatkan pengangguran. Pada saat terjadi krisis moneter, di saat sektor formal terjadi penurunan, sektor informal merupakan sektor yang paling tidak berpengaruh terhadap krisis itu bahkan sektor ini mampu menampung korban PHK.

Pelajaran yang dapat ditarik dari studi di atas adalah bahwa perhatian yang lebih besar terhadap sektor informal di Indonesia mutlak diperlukan.

15 komentar:

  1. Mbak Tiara Cartz, ini kok hanya teori2 aja ya? penilaian terhadap studi kasusnya mana?

    BalasHapus
  2. buat arifin:
    terima kasih masukannya.

    BalasHapus
  3. jadi, menurut anda, bagaimana cara yang tepat untuk meningkatkan kontribusi sektor informal terhadap GNP melalui kebijakan publik?

    BalasHapus
  4. Saya mau menanyakan kebijakan publik dibedakan menjadi empat, yaitu regulatif, redistributif, distributif, dan konstituen.Jelaskan masing2 pengertian 4 kebijakan tsb dan berikan contohnya?? Makasih

    BalasHapus
  5. siang mbak,,saya ingin bertanya berdasarkan contoh yang anda berikan idealnya bagaimanakah cara pengentasan kemiskinan perkotaan yang dapat diterapkan pada suatu wilayah?
    terimakasih atas jawabannya.

    BalasHapus
  6. hmm,sepertinya pembahasan kita agak merepet2. Intinya sama :)
    pada intinya, program2 dalam meningkatkan sektor informal (contoh: PKL) telah disusun oleh pemerintah, tetapi dalam implementasinya, kebanyakan melenceng dari tujuan utama.
    mungkin tiara bisa memberitahukan penyebabnya apa?
    saya ingin tau pendapat Tiara :)
    karna kita sama2 sepaham,hehehe

    BalasHapus
  7. buat anin :
    mnurut sya, untuk meningkatkan kontribusi sektor informal trhd GNP, konsep kebijkan publik terhadap sektor informal lbh dkembangkan. saat ini kebijakan publik belum berpihak pada sektor informal. apabila pemerintah sudh lbh berpihak pd sektor informal, mk kontribusi sektor informal terhadap GNP akan lebih besar.

    BalasHapus
  8. buat meidyas :
    untuk pengentasan kemiskinan di perkotaan setidaknya pemerintah membuat kebijakan publik yang seimbang antara sektor informal dgn sektor formal.sehingga kedua sektor tersebut dpt berjalan dengan seimbng dan diharapkan dpt mngentaskan kemiskinan d perkotaan

    buat dini :
    iy din,ga nyangka.hehehe...
    mnurut sy,blm ada koordinasi yg baik antara pemeritah dg sektor informal, sehingga srng terjadi miscommunication.
    saran saya antara pemerintah dg sektor informal diadakan rembug/monev secara berkala agar tujuan yng telah ditetapkan sebelumnya dapat berjalan dengan baik.

    BalasHapus
  9. haloo tiara ini vio :
    saya mau tanya nih dari masalah-masalah terkait dengan penulisan diatas ini bagaimana mengatasi adanya berbagai kelemahan kebijakan publik di sektor informal??

    BalasHapus
  10. mnurut sya ni vi.
    sebaiknya dlm pelaksanaan kebijakan publik di sektor informal dilakukan monev/musyawarah scr berkala dan dlm pembuatan kebijakan publik sebaiknya para aktor sektor informal dilibatkan, agar tdk ada pertentangan di akhir kebijakan.

    BalasHapus
  11. maya:saya mau tanya, dalam perumusan kebijakan publik yang selama ini yang dilakukan oleh pemerintah kita, apakah masyarakat juga ikut dilibatkan?kalo iya, seberapa besar kepentingan keterlibatan masyarakat di dalamnya?tengkyu...

    BalasHapus
  12. to maya:
    itu dy permasalahannya, saat ini dlm perumusan kebijakan publik,masyrakat tdk selalu d libatkan. konsep pemerintahan bottom-up blm seluruhnya terealisasi,artiny msh ada kebijakan yg d buat tnp mlibatkan masyarakat.

    BalasHapus
  13. sy mencoba menyimpulkan, bahwa sektor informal juga berperan penting dalam pembangunan ekonomi, sperti meningkatkan GNP. mnurut anda bagaimana kualitas sektor informal dalam menyumbang GNP di Indonesia dibandingkan dengan sektor forlmal yg telah ada? thanks..

    BalasHapus
  14. mnurut sy,saat ini kualitas sektor informal dlm menyumbang GNP msh kecil bila d bndingkan dgn sektor formal.namun,apabila,sektor ini mndapat "perhatian"yg sm dgn sektor formal,tntu akan mnbh kontribusi trhdp GNP.salah satunya dgn memberikan bantuan dana pd sektor informal.

    BalasHapus
  15. saya sangat setuju kebijakan publik harus melibatkan partisipasi masyarakat. karena sekarang sudah banyak program/ kebijakan yang sekedar dibuat tanpa ada pertanggung jawaban yang tepat dan pasti terhadap masyarakat.

    BalasHapus